Jumat, 25 Maret 2016

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK EKONOMI


 
Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ekonomi?
 Menurut Winardi, manusia ekonomi (homo economicus) adalah manusia yang dalam melakukan tindakan ekonomi didorong oleh kepentingan sendiri dan bertindak berdasarkan asas atau prinsip ekonomi.
Berdasarkan pengertian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manusia ekonomi atau homo economicus adalah seseorang atau sekelompok orang yang dalam melakukan tindakan ekonominya dilakukan secara efisien. Kata efisien menunjukkan perbandingan yang optimal antara pengorbanan dengan hasil, artinya manusia selalu ingin mencapai hasil yang sebanyak mungkin dengan pengorbanan yang sekecil mungkin.

Pada kesempatan ini kalian akan diajak untuk mempelajari ilmu ekonomi. Apakah ilmu ekonomi itu? Kata ekonomi mungkin bukanlah hal yang asing bagi kalian. Kita sering mendengarnya di pasar, di media massa, atau bahkan di rumah. Namun sebagai sebuah ilmu, apakah arti ekonomi yang sebenarnya?
Istllah ekonomi berasal dan bahasa Yunani, Oikonomia, yang terdiri atas kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga, nomos berarti aturan. Secara sederhana, kata ekonomi dapat diartikan sebagai aturan rumah tangga.
Pengertian di atas tidak salah, tetapi hanya pengertian singkat. Adapun pengertian ekonomi dalam arti yang lebih luas adalah ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan dengan sumber daya yang langka. Langka di sini bukan berarti “jarang” atau “kurang”, namun jumlahnya tidak dapat mencukupi kebutuhan manusia.

Apakah manfaat ilmu ékonomi yang kita pelajari?
Ilmu ekonomi merupakan salah satu ilmu yang sangat penting untuk kita pelajari, karena banyak manfaat yang dapat kita ambil di antaranya adalah sebagai berikut.
 1. Membantu menemukan cara memanfaatkan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan.
2. Membantu memilth alat pemuas kebutuhan secara optimal.
3. Membantu membuat prioritas kebutuhàn.
 Mengapa kita perlu belajar ilmu ekonomi?
Ilmu ekonomi perlu kita pelajari sehubungan dengan beberapa hal sebagai berikut.
Jumlah kebutuhan manusia tidak terbatas, meskipun demikian kebutuhan tersebut bisa dibuat daftar prioritasnya.
Sumber daya yang ada jumlahnya terbatas, begitu juga kekayaan kita. Misalnya, uang yang kita miliki hanya dapat untuk membeli permen atau minuman. Jika uang tersebut kita digunakan untuk membeli permen, maka kita tidak dapat membeli minuman. Itulah yang disebut sebagai pilihan alternatif.
Contoh manusia yang tidak termasuk makhluk ekonomi dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
Ibu Yanti setiap bulannya selalu membeli perhiasan yang serba mewah, sementara penghasilan suaminya hanya bisa untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Keputusan Ibu Yanti untuk membeli perhiasan mewah setiap bulan tersebut semata-mata agar kelihatan kaya.

Dalam pertemuan ibu-ibu arisan, ada demo kosmetik produk luar negeri yang terkenal dan harganya pun cukup mahal. Setelah selesai demo, produk kosmetik tersebut ditawarkan kepada ibu-ibu. Ternyata ibu Dini berminat untuk membeli produk kosmetik tersebut, padahal di rumahnya ada kebutuhan yang sangat mendesak, yaitu membayar SPP anak-anaknya. Hanya karena gengsi takut dianggap tidak mampu, maka Ibu Dini membeli kosmetik tersebut walaupun dengan harga yang mahal.
Pak Rudi mempunyai rencana untuk membeli sebuah sepeda motor untuk memperlancar transportasinya yang digunakan dalam kegiatan kerjanya sehari-hari. Tiba-tiba, ada tetangganya yang menawarkan TV model baru. Karena tetangga depan rumahnya juga membeli TV model terbaru itu, maka Pak Rudi berubah pikiran untuk beralih membeli TV model baru juga. Keputusan Pak Rudi tersebut hanya didasari oleh rasa gengsi terhadap tetangganya.
Sebuah pabrik sepatu mengeluarkan sepatu bermerek A. Dua bulan kemudian, pabrik sepatu tersebut mengeluarkan sepatu bermerek B. Karena sepatu merek B bermutu dan modelnya menarik, maka Doni bermaksud untuk membeliñya, meskipun sepatu merek A yang dimilikinya masih layak untuk dipakai. Perilaku Doni tersebut termasuk perilaku boros.
Berdasarkan contoh di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan manusia yang tidak termasuk homo economicus adalah tindakan yang dilatarbelakangi oleh beberapa hal, seperti ingin kelihatan mampu, gengsi, boros, dan sebagainya.
Perlu kita ketahui bahwa manusia diperbolehkan memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai homo economicus (dalam bahasa Indonesia ditulis homo ekonomikus). Namun, usaha pemenuhan kebutuhan tersebut jangan sampai mengganggu kebutuhan yang sangat penting. Sebagai homo ekonomikus, manusia harus bertindak secara rasional dalam perilaku ekonomi sehari-hari.
Adapun ciri-ciri makhluk ekonomi (homo economicus), antara lain sebagai berikut.
1. Melakukan tindakan ekonomi secara efisien.
Contohnya, Ibu Sri lebih memilih untuk berbelanja ke pasar tradisional karena harganya lebih murah dibandingkan dengan berbelanja ke supermarket yang harganya lebih mahal. Keputusan Ibu Sri untuk berbelanja ke pasar tradisional tersebut dilakukan agar lebih efisien (hemat).

2. Tindakan ekonomi yang dilakukan berdasarkan dorongan kepentingan sendiri untuk memperoleh pendapatan.
Contohnya, Wulan menjual peralatan sekolah kepada teman-temannya. Alasan utama Wulan melakukan hal tersebut adalah untuk membantu ibunya dalam memperoleh penghasilan tambahan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa pendapatan
masyarakat akan meningkat apabila setiap orang dalam melakukan
tindakan ekonomi didasarkan pada prinsip ekonomi.
 
 
Sumber: http://nibebisaliraarifin.blogspot.co.id/2012/11/manusia-sebagai-makhluk-ekonomi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar